Minggu, 19 Juni 2016

Laporan Pemuliaan Tanaman "PERSILANGAN BUATAN PADA JAGUNG (Zea mays)"



                                                                                                                                                      I.            PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang

Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada bunga yang sama atau stigma dari bunga yang lain pada tanaman yang sama atau klon yang sama. Prinsipyang memungkinkan terjadinya penyerbukan penyerbukan sendiri adalah kleistogami yaitu pada waktu terjadi penyerbukan bunga yang belum mekar  atau tidak terbuka, misalnya pada kedelai, padi, tembakau dan lain-lain. Penyerbukan sendiri juga dapat terjadi karena bunga tidak membuka, serbuk sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka, stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bung yang sudah terbuka, stigma memanjang melalui tabung staminal segera sesudah anter membuka, dan bunga matang serempak (Putri, 2013).
Tanaman jagung merupakan tanaman berumah satu (monocieous) bunga jantan (bunga staminate) dan bunga betina (bunga pistilate) terpisah namun masih berada pada satu tanaman. Bunga staminate dihasilkan dihasilkan di tasel, sedangkan bunga pistilate dihasilkan dibatang. Pembuahan terjadi melalui pemindahan serbuk sari dari tasel kerambut (silk). Kira-kira 95% ovule pada tongkol mendapat serbuk sari tanaman lain (penyerbukan silang), dan hanya 5% yang menyerbuk sendiri. Kebanyakan serbbbksari akan membuahi tongkol jagung yang berjauha n. serbuksari dapat diterbangkan angin hingga 1000 meter (Oesin dkk, 2015).
Tanaman jagung bersifat protandrus yaitu tepung sari terlepas dari malai sebelum periode rambut-rambut putik pada tongkol siap untuk diserbuk. Hal ini yang sering menjadi kendala dalam melakukan kegiatan penyerbukan buatan pada tanaman jagung, terutama untuk mendapatkan serbuksari yang masih viabel pada saat penyerbukan. Umumnya jagung yang tumbuh pada lingkungan optimal selang waktu keluarnya serbuksari dan terbentuknya rambut adalah 2- 4 hari dan pada kondisi yang demikian hasil yang dicapai sangat maksimal. Sebaliknya pada kondisi lingkungan yang tidak optimal dijumpai periode yang lebih panjang antara terbentuknya serbuksari dan keluarnya rambut. Praktis kondisi demikian akan menurunkan hasil (indro, 2013).
Serbuksari dapat dipandang sebagai suatu makhluk hidup, yang setiap saat dapat mati. Umur tepung sari berpengaruh terhadap banyaknya biji yang terbentuk pada tongkol, makin tua umur serbuksari makin berkurang daya tumbuhnya dan tabung sari yang terbentuk akan lebih pendek, selain itu persentase butir-butir serbuksari yang hidup akan terus menurun sampai pada suatu saat tidak ada serbuksari yang dapat berkecambah. Russel dan Hallauer (1980) menjelaskan bahwa penyebaran serbuksari pada tanaman jagung berkisar 7 hari yaitu serbuksari terlepas 1 – 3 hari sebelum rambut telah keluar dari tongkol dan berlanjut selama periode 3 – 4 hari setelah rambut pada tongkol siap diserbuki. Poehlman (1987) menambahkan bahwa dibawah kondisi yang menguntungkan serbuksari dapat hidup selama 12 – 18 jam, tetapi dapat mati dalam beberapa jam karena kepanasan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa serbuksari dapat dipelihara agar tetap hidup selama 7 – 10 hari dengan mengoleksi malai yang sebelumnya baru melepaskan serbuksari dan menyimpannya di lemari pendinginan (Agus, 2014).

1.2.         Tujuan Praktikum

a)      Mempelajari biologi dan perilaku pembungaan jagung sebagai tanaman menyerbuk silang.
b)      Melakukan praktek penyilangan sendiri (selfing) tanaman jagung.


                                                                                                                                       II.            BAHAN DAN METODE

3.1.         Waktu dan Tempat

Praktikum Pemuliaan Tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Jagung“ dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 03 Juni 2015 pukul 11.00 WIB di Kebun Kacang Panjang milik Bapak Sulani, Jalan Hiu Putih, Palangka Raya.

3.2.         Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum Pemuliaan Tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Jagung“ yaitu tanaman jagung yang telah memasuki masa pembungaan. Sedangkan alat yang digunakan yaitu kantong tongkol, kantong tasel, pensil, kertas label ukuran 7x15 mm dengan benang untuk menandai persilangan dan kamera untuk dokumentasi.

3.3.         Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan pada saat praktikum Pemuliaan Tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Jagung“ adalah sebagai berikut:
a)      Memilih tongkol yang baru muncul dari pelapah daun, tetapi belum memunculkan rambut (silk).
b)      Membungkus dengan kantong tongkol untuk menghindari penyerbukan. Tongkol dibungkus 1-2 hari sebelum rambut muncul.
c)      Sebelum dibungkus, memotong tongkol muda tersebut pada bagian ujungnya dengan menggunakan gunting. Setelah dipotong segera menutup dengan kantong tongkol.
d)     Dua tiga hari kemudian, menyungkupkan kantong tasel ke atas tase, pada hari penyerbukan akan dilakukan. Jika hari cukup panas, maka serbuk sari dapat dikumpulkan dengan mengguncangkan tasel.
e)      Menaburkan serbuksari yang telah terkumpul ditaburkan di atas rambut jagung yang tumbuh seperti kuas.
f)       Menyungkupkan kantong tasel pada tongkol setelah penyerbukan.
g)      Memberikan label pada kantong tasel dengan mencantumkan tanggal penyerbukan, kombinasi persilangan dan inisial penyilang.

.


                                                                                                                            III.            HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.         Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Persilangan Buatan pada Jagung
No
Gambar
Keterangan
1

Memilih jagung yang baru muncul dekat ketiak daun
2


Memotong rambut tongkol yang baru muncul menggunakan gunting pada bagian ujungnya
3
Menutup dengan kantong tongkol, ± 2 hari, sampai muncul rambut jagung tumbuh seperti kuas
4
Serbuk sari yang terkumpul ditaburkan di atas rambut jagung
5
menyungkupkan kembali pada tongkol dan Memberikan label pada kantong tasel

4.2.        
5
Pembahasan

Sebelum melakukan persilangan buatan pada jagung, pertama yang harus diperhatikan yaitu pemilihan tetua dalam hubungannya dengan tujuan dilakukannya persilangan, pengetahuan tentang morfologi dan metode reproduksi tanaman, waktu tanaman bunga (waktu bunga mekar atau tanaman berbunga), dan keadaan cuaca saat penyerbukan. Tetua dipilih sesuai dengan persilangan yang akan dilakukan. Pemilihan bunga dalam persilangan tanaman juga penting. Bunga yang akan berperan sebagai betina maupun jantan harus sudah mencapai tahap siap kawin (siap dilakukan penyerbukan) pada saat yang bersamaan. Bunga betina yang akan diserbuki harus belum terkontaminasi oleh serbuk sari yang lain (masih steril).


Pada tanaman jagung yang akan digunakan untuk persilangan, bunga betina di bungkus menggunakan kantong kertas untuk mencegah tongkol terkontaminasi (terserbuki) oleh serbuk sari malai lain. Namun sebelum itu bunga betina yang dipilih harus lah yang baru muncul dekat ketiak daun kemudian memotong rambut tongkol yang baru muncul menggunakan gunting pada bagian ujungnya, baru lah menutup dengan kantong tongkol, ± 2 hari, sampai muncul rambut jagung tumbuh seperti kuas. Begitu juga dengan malai atau bunga jantan yang belum pecah dibungkus menggunakan kantong tasel agar nantinya ketika malai sudah siap menyerbuki, serbuk sarinya dapat tertampung di kantong kertas tersebut. Untuk memastikan dipeolehnya tepung sari yang cukup, maka tepuklah bunga jantan yang terbungkus tersebut. Persilangan dilakukan dengan cara memindahkan bunga jantan (serbuk sari) ke bunga betina (putik) dengan meletakkan (menaburkan) serbuk sari pada rambut tongkol. Kemudian menyungkupkan kembali pada tongkol dan Memberikan label pada kantong tasel dengan mencantumkan tanggal penyerbukan, kombinasi persilangan dan inisial penyilang.
Kendala yang sering dihadapi dalam melakukan kegiatan penyerbukan buatan pada tanaman jagung yaitu untuk mendapatkan serbuksari yang masih viabel pada saat penyerbukan sebab tanaman jagung bersifat protandrus, artinya tepung sari terlepas dari malai sebelum periode rambut-rambut putik pada tongkol siap untuk diserbuk. Umumnya jagung yang tumbuh pada lingkungan optimal selang waktu keluarnya serbuksari dan terbentuknya rambut adalah 2- 4 hari dan pada kondisi yang demikian hasil yang dicapai sangat maksimal. Sebaliknya pada kondisi lingkungan yang tidak optimal dijumpai periode yang lebih panjang antara terbentuknya serbuksari dan keluarnya rambut. Praktis kondisi demikian akan menurunkan hasil.


                                                                                                                                                             IV.            PENUTUP

5.1.         Kesimpulan

Sebelum melakukan persilangan buatan pada jagung, pertama yang harus diperhatikan yaitu pemilihan tetua dalam hubungannya dengan tujuan dilakukannya persilangan, pengetahuan tentang morfologi dan metode reproduksi tanaman, waktu tanaman bunga (waktu bunga mekar atau tanaman berbunga), dan keadaan cuaca saat penyerbukan.
Persilangan buatan pada jagung dimulai dengan memilih jagung yang baru muncul dekat ketiak daun, memotong rambut tongkol yang baru muncul menggunakan gunting pada bagian ujungnya, menutup dengan kantong tongkol, ± 2 hari, sampai muncul rambut jagung tumbuh seperti kuas, serbuk sari yang terkumpul ditaburkan di atas rambut jagung, dan menyungkupkan kembali pada tongkol dan memberikan label pada kantong tasel.
Kendala yang sering dihadapi dalam melakukan kegiatan penyerbukan buatan pada tanaman jagung yaitu untuk mendapatkan serbuksari yang masih viabel pada saat penyerbukan sebab tanaman jagung bersifat protandrus, artinya tepung sari terlepas dari malai sebelum periode rambut-rambut putik pada tongkol siap untuk diserbuk.

 







DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2014. Laporan Praktikum Persilangan tanaman.  (http://agusandisulhan.blogspot.com). (Diakses pada tanggal, 21 juni 2015).

Indro. 2013. Persilangan Tanaman Jagung. (http://indro45.blogspot.com). (Diakses pada tanggal, 20 juni 2015).

Putri. 2013. Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman. (http://putripematangsiantar.blogspot.com). (Diakses pada tanggal, 20 juni 2015).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar