Minggu, 19 Juni 2016

Laporan Pemuliaan Tanaman "PERSILANGAN BUATAN PADA JAGUNG (Zea mays)"



                                                                                                                                                      I.            PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang

Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada bunga yang sama atau stigma dari bunga yang lain pada tanaman yang sama atau klon yang sama. Prinsipyang memungkinkan terjadinya penyerbukan penyerbukan sendiri adalah kleistogami yaitu pada waktu terjadi penyerbukan bunga yang belum mekar  atau tidak terbuka, misalnya pada kedelai, padi, tembakau dan lain-lain. Penyerbukan sendiri juga dapat terjadi karena bunga tidak membuka, serbuk sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka, stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bung yang sudah terbuka, stigma memanjang melalui tabung staminal segera sesudah anter membuka, dan bunga matang serempak (Putri, 2013).
Tanaman jagung merupakan tanaman berumah satu (monocieous) bunga jantan (bunga staminate) dan bunga betina (bunga pistilate) terpisah namun masih berada pada satu tanaman. Bunga staminate dihasilkan dihasilkan di tasel, sedangkan bunga pistilate dihasilkan dibatang. Pembuahan terjadi melalui pemindahan serbuk sari dari tasel kerambut (silk). Kira-kira 95% ovule pada tongkol mendapat serbuk sari tanaman lain (penyerbukan silang), dan hanya 5% yang menyerbuk sendiri. Kebanyakan serbbbksari akan membuahi tongkol jagung yang berjauha n. serbuksari dapat diterbangkan angin hingga 1000 meter (Oesin dkk, 2015).
Tanaman jagung bersifat protandrus yaitu tepung sari terlepas dari malai sebelum periode rambut-rambut putik pada tongkol siap untuk diserbuk. Hal ini yang sering menjadi kendala dalam melakukan kegiatan penyerbukan buatan pada tanaman jagung, terutama untuk mendapatkan serbuksari yang masih viabel pada saat penyerbukan. Umumnya jagung yang tumbuh pada lingkungan optimal selang waktu keluarnya serbuksari dan terbentuknya rambut adalah 2- 4 hari dan pada kondisi yang demikian hasil yang dicapai sangat maksimal. Sebaliknya pada kondisi lingkungan yang tidak optimal dijumpai periode yang lebih panjang antara terbentuknya serbuksari dan keluarnya rambut. Praktis kondisi demikian akan menurunkan hasil (indro, 2013).
Serbuksari dapat dipandang sebagai suatu makhluk hidup, yang setiap saat dapat mati. Umur tepung sari berpengaruh terhadap banyaknya biji yang terbentuk pada tongkol, makin tua umur serbuksari makin berkurang daya tumbuhnya dan tabung sari yang terbentuk akan lebih pendek, selain itu persentase butir-butir serbuksari yang hidup akan terus menurun sampai pada suatu saat tidak ada serbuksari yang dapat berkecambah. Russel dan Hallauer (1980) menjelaskan bahwa penyebaran serbuksari pada tanaman jagung berkisar 7 hari yaitu serbuksari terlepas 1 – 3 hari sebelum rambut telah keluar dari tongkol dan berlanjut selama periode 3 – 4 hari setelah rambut pada tongkol siap diserbuki. Poehlman (1987) menambahkan bahwa dibawah kondisi yang menguntungkan serbuksari dapat hidup selama 12 – 18 jam, tetapi dapat mati dalam beberapa jam karena kepanasan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa serbuksari dapat dipelihara agar tetap hidup selama 7 – 10 hari dengan mengoleksi malai yang sebelumnya baru melepaskan serbuksari dan menyimpannya di lemari pendinginan (Agus, 2014).

1.2.         Tujuan Praktikum

a)      Mempelajari biologi dan perilaku pembungaan jagung sebagai tanaman menyerbuk silang.
b)      Melakukan praktek penyilangan sendiri (selfing) tanaman jagung.


                                                                                                                                       II.            BAHAN DAN METODE

3.1.         Waktu dan Tempat

Praktikum Pemuliaan Tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Jagung“ dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 03 Juni 2015 pukul 11.00 WIB di Kebun Kacang Panjang milik Bapak Sulani, Jalan Hiu Putih, Palangka Raya.

3.2.         Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum Pemuliaan Tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Jagung“ yaitu tanaman jagung yang telah memasuki masa pembungaan. Sedangkan alat yang digunakan yaitu kantong tongkol, kantong tasel, pensil, kertas label ukuran 7x15 mm dengan benang untuk menandai persilangan dan kamera untuk dokumentasi.

3.3.         Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan pada saat praktikum Pemuliaan Tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Jagung“ adalah sebagai berikut:
a)      Memilih tongkol yang baru muncul dari pelapah daun, tetapi belum memunculkan rambut (silk).
b)      Membungkus dengan kantong tongkol untuk menghindari penyerbukan. Tongkol dibungkus 1-2 hari sebelum rambut muncul.
c)      Sebelum dibungkus, memotong tongkol muda tersebut pada bagian ujungnya dengan menggunakan gunting. Setelah dipotong segera menutup dengan kantong tongkol.
d)     Dua tiga hari kemudian, menyungkupkan kantong tasel ke atas tase, pada hari penyerbukan akan dilakukan. Jika hari cukup panas, maka serbuk sari dapat dikumpulkan dengan mengguncangkan tasel.
e)      Menaburkan serbuksari yang telah terkumpul ditaburkan di atas rambut jagung yang tumbuh seperti kuas.
f)       Menyungkupkan kantong tasel pada tongkol setelah penyerbukan.
g)      Memberikan label pada kantong tasel dengan mencantumkan tanggal penyerbukan, kombinasi persilangan dan inisial penyilang.

.


                                                                                                                            III.            HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.         Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Persilangan Buatan pada Jagung
No
Gambar
Keterangan
1

Memilih jagung yang baru muncul dekat ketiak daun
2


Memotong rambut tongkol yang baru muncul menggunakan gunting pada bagian ujungnya
3
Menutup dengan kantong tongkol, ± 2 hari, sampai muncul rambut jagung tumbuh seperti kuas
4
Serbuk sari yang terkumpul ditaburkan di atas rambut jagung
5
menyungkupkan kembali pada tongkol dan Memberikan label pada kantong tasel

4.2.        
5
Pembahasan

Sebelum melakukan persilangan buatan pada jagung, pertama yang harus diperhatikan yaitu pemilihan tetua dalam hubungannya dengan tujuan dilakukannya persilangan, pengetahuan tentang morfologi dan metode reproduksi tanaman, waktu tanaman bunga (waktu bunga mekar atau tanaman berbunga), dan keadaan cuaca saat penyerbukan. Tetua dipilih sesuai dengan persilangan yang akan dilakukan. Pemilihan bunga dalam persilangan tanaman juga penting. Bunga yang akan berperan sebagai betina maupun jantan harus sudah mencapai tahap siap kawin (siap dilakukan penyerbukan) pada saat yang bersamaan. Bunga betina yang akan diserbuki harus belum terkontaminasi oleh serbuk sari yang lain (masih steril).


Pada tanaman jagung yang akan digunakan untuk persilangan, bunga betina di bungkus menggunakan kantong kertas untuk mencegah tongkol terkontaminasi (terserbuki) oleh serbuk sari malai lain. Namun sebelum itu bunga betina yang dipilih harus lah yang baru muncul dekat ketiak daun kemudian memotong rambut tongkol yang baru muncul menggunakan gunting pada bagian ujungnya, baru lah menutup dengan kantong tongkol, ± 2 hari, sampai muncul rambut jagung tumbuh seperti kuas. Begitu juga dengan malai atau bunga jantan yang belum pecah dibungkus menggunakan kantong tasel agar nantinya ketika malai sudah siap menyerbuki, serbuk sarinya dapat tertampung di kantong kertas tersebut. Untuk memastikan dipeolehnya tepung sari yang cukup, maka tepuklah bunga jantan yang terbungkus tersebut. Persilangan dilakukan dengan cara memindahkan bunga jantan (serbuk sari) ke bunga betina (putik) dengan meletakkan (menaburkan) serbuk sari pada rambut tongkol. Kemudian menyungkupkan kembali pada tongkol dan Memberikan label pada kantong tasel dengan mencantumkan tanggal penyerbukan, kombinasi persilangan dan inisial penyilang.
Kendala yang sering dihadapi dalam melakukan kegiatan penyerbukan buatan pada tanaman jagung yaitu untuk mendapatkan serbuksari yang masih viabel pada saat penyerbukan sebab tanaman jagung bersifat protandrus, artinya tepung sari terlepas dari malai sebelum periode rambut-rambut putik pada tongkol siap untuk diserbuk. Umumnya jagung yang tumbuh pada lingkungan optimal selang waktu keluarnya serbuksari dan terbentuknya rambut adalah 2- 4 hari dan pada kondisi yang demikian hasil yang dicapai sangat maksimal. Sebaliknya pada kondisi lingkungan yang tidak optimal dijumpai periode yang lebih panjang antara terbentuknya serbuksari dan keluarnya rambut. Praktis kondisi demikian akan menurunkan hasil.


                                                                                                                                                             IV.            PENUTUP

5.1.         Kesimpulan

Sebelum melakukan persilangan buatan pada jagung, pertama yang harus diperhatikan yaitu pemilihan tetua dalam hubungannya dengan tujuan dilakukannya persilangan, pengetahuan tentang morfologi dan metode reproduksi tanaman, waktu tanaman bunga (waktu bunga mekar atau tanaman berbunga), dan keadaan cuaca saat penyerbukan.
Persilangan buatan pada jagung dimulai dengan memilih jagung yang baru muncul dekat ketiak daun, memotong rambut tongkol yang baru muncul menggunakan gunting pada bagian ujungnya, menutup dengan kantong tongkol, ± 2 hari, sampai muncul rambut jagung tumbuh seperti kuas, serbuk sari yang terkumpul ditaburkan di atas rambut jagung, dan menyungkupkan kembali pada tongkol dan memberikan label pada kantong tasel.
Kendala yang sering dihadapi dalam melakukan kegiatan penyerbukan buatan pada tanaman jagung yaitu untuk mendapatkan serbuksari yang masih viabel pada saat penyerbukan sebab tanaman jagung bersifat protandrus, artinya tepung sari terlepas dari malai sebelum periode rambut-rambut putik pada tongkol siap untuk diserbuk.

 







DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2014. Laporan Praktikum Persilangan tanaman.  (http://agusandisulhan.blogspot.com). (Diakses pada tanggal, 21 juni 2015).

Indro. 2013. Persilangan Tanaman Jagung. (http://indro45.blogspot.com). (Diakses pada tanggal, 20 juni 2015).

Putri. 2013. Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman. (http://putripematangsiantar.blogspot.com). (Diakses pada tanggal, 20 juni 2015).

Laporan Pemuliaan Tanaman "PERSILANGAN BUATAN PADA KACANG PANJANG"



                                                                                                                                                      I.            PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang

  Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian adalah penggunaan benih unggul bermutu tinggi. Sifat unggul pada tanaman dapat timbul secara alami karena adanya seleksi alam dan juga dapat terbentuk karena campur tangan manusia melalui kegiatan pemuliaan tanaman.
  Persilangan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekomendasi gen. Secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara memindahkan tepung sari ke kepala putik. Persilangan ini dilakukan pada tanaman menyerbuk sendiri maupun tanaman menyerbuk silang. Keberhasilan persilangan sangat ditentukan oleh pengetahuan pemulia mengenai struktur bunga, waktu berbunga, saat bunga mekar, kapan bunga betina matang, saat jantan matang, dan tipe penyerbukan (tanaman menyerbuk sendiri dan silang) (Putri, 2015).
  Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan genetiknya. Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah awal pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan tetua. Umumnya program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua homozigot yang berbeda genotipenya. Pada tanaman menyerbuk silang, hibridisasi biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua atau pengujian ketegaran hibrida dalam rangka pembentukan varietas hibrida. Selain itu, hibridisasi juga dimaksudkan untuk memperluas keragaman (Aziz, 2013).
Bunga kacang panjang berbentuk kupu-kupu. Ibu tangka bunga keluar dari ketiak daun. Setiap ibu tangkai bunya mempunyai 3-5 bunga. Warna bunganya ada yang putih, biru, atau ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk sendiri. Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi dengan kemungkinan 10%. Bunga kacang panjang termasuk dalam jenis bunga berumah satu, yaitu dalam satu bunga terdapat bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina (putik). Penyerbukan terjadi secara kleistogami artinya penyerbukan terjadi sebelum mekarnya bunga. Oleh karena itu kemungkinan terjadinya persilangan alami sangat kecil (Anonim, 2012).
Tujuan persilangan buatan yaitu untuk memperoleh kacang panjang yang unggul, yang ditandai dengan umur yang genjah, keras atau mempunyai daya simpan lama, warna menarik (sesuai selera paras), rasa manis, dan lain sebagainya sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Untuk mendapatkan kacang panjang yang diinginkan tersebut, maka pemilihan induk baik jantan maupun betina sangatlah penting. Misalnya saja yang digunakan sebagai induk betina kacang panjang dengan produksi tinggi, genjah, polong panjang, namun tidak tahan lama. Sedangkan yang digunakan sebagai induk betina adalah kacang panjang dengan umur lama, keras, polong pendek. Jika kedua induk mempunyai perbedaan umur berbunga yang berbeda maka pengaturan penanaman perlu dilakukan sehingga tanaman kacang panjang yang akan disilangkan mempunyai masa berbunga yang sama (Hanif, 2009).

1.2.         Tujuan Praktikum

a)      Mempelajari biologi dan perilaku pembungaan kacang panjang sebagai tanaman menyerbuk silang.
b)      Melakukan praktek penyilangan pada tanaman jagung.




 





                                                                                                                                       II.            BAHAN DAN METODE

3.1.         Waktu dan Tempat

Praktikum Pemuliaan Tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Kacang Panjang“ dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 03 Juni 2015 pukul 11.00 WIB di Kebun Kacang Panjang milik Bapak Sulani, Jalan Hiu Putih, Palangka Raya.

3.2.         Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum Pemuliaan Tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Kacang Panjang“ yaitu tanaman jagung yang telah memasuki masa pembungaan. Sedangkan alat yang digunakan yaitu pipet plastik (sedotan), pinset, kuas kecil atau cutton bat, kertas label dan kamera untuk dokumentasi.

3.3.         Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan pada saat praktikum Pemuliaan Tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Kacang Panjang“ adalah sebagai berikut:.
1)      Tahap pertama adalah memilih tetua betina (bunga yang masih kuncup) dan tetua jantan (bunga yang sedang mekar) yang ingin disilangkan.
2)      Kemudian melakukan emaskulsi bunga betina dengan membuang kepala sari. Memilih bunga betina yang masih kuncup (pada ujung bunga yang kuncup tersebut telah muncul kelopak bunga kira-kira 0,5 mm)
3)      Kuncup bunga tersebut dipegang dengan telunjuk dan ibu jari. Mengambil daun kelopak bunga dengan pinset. Menarik ke bawah atau ke samping daun kelopak bunga, sehingga seluruh daun kelopak bunga terlepas dan tersisa hanya mahkota.
4)      Setelah daun kelopak terbuang, terlihat mahkota bunga membungkus benang sari dan putik. Mahkota kemudian dipegang dengan pinset pada sekitar seperempat bagian dari ujung atasnya, kemudian dicabut. Bagi yang telah berpengalaman, benang sari akan langsung tercabut bersamaan dengan mahkota. Bila ada benang sari yang belum tercabut, maka harus dibersihkan dengan pinset. Kepala putik akan terlihat di tengah-tengah berwarna hijau muda dengan ukuran 1-1,5 mm. Bunga yang telah diemaskulasi menjadi bunga betina. Emaskulasi biasax dilakukan pada pagi hari antara pukul 08.00-11.00.
5)      Mengambil serbuk sari dari bunga jantan yang sedang mekar. Bunga-bunga tersebut diambil dengan pinset dan dikumpulkan di dalam cawan petri. Mahkota dan kelopak bunga dibuang untuk mempermudah pengumpulan benang sari.
6)      Memberi tanda bunga yang telah disilangkan dengan menikat label persilangan berisi nama tetua yang disilangkan, tanggal persilangan dan inisial penyilang.


                                                                                                                            III.            HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.         Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Persilangan Buatan pada Kacang Panjang
No
Gambar
Keterangan
1

Pemilihan tetua betina yang masih kuncup.
2

Kastrasi, pembuangan mahkota da kelopak bunga kacang panjang yang tidak dipakai.
3

Emaskulasi, membuang alat kelamin jantan pada tetua betina.
4

Pengumpulan serbuk sari dari tetua jantan pada bunga yang sedang mekar.

5

Polenisasi atau melakukan penyerbukan.
6

Isolasi, dengan penyungkupan dan pemberian label menggunakan sedotan.

4.2.        
5
Pembahasan

Dalam melakukan persilangan buatan pada tanaman kacang panjang, pertama-tama kita harus dapat menentukan ciri-ciri atau keadaan bunga yang akan dijadikan sebagai tetua jantan atau tetua betina. Bunga yang akan di pilih menjadi sumber betina dicirikan dengan bentuk kelopak masih menguncup dan berwarna putih kehijaun dan masih tertutup rapat sehingga tidak terlihat mahkota bunganya. Sedangkan bunga yang di pilih sebagi tetua jantan memiliki ciri saat sore hari keadaan kuncup sudah merekah sedikit dan di yakinkan bahwa saat pagi hari ketika akan di lakukan persilangan bunganya sudah mekar. Hal terpenting dalam melakukan persilangan Bunga kacang panjang sangat kecil dan mudah patah sehingga di perlukan ketelitian, kesabaran, fokus dan hati-hati dalam bekerja.
Kemudian melakukan emaskulsi bunga betina dengan membuang kepala sari. Memilih bunga betina yang masih kuncup (pada ujung bunga yang kuncup tersebut telah muncul kelopak bunga kira-kira 0,5 mm). Kuncup bunga tersebut dipegang dengan telunjuk dan ibu jari. Mengambil daun kelopak bunga dengan pinset. Menarik ke bawah atau ke samping daun kelopak bunga, sehingga seluruh daun kelopak bunga terlepas dan tersisa hanya mahkota. Setelah daun kelopak terbuang, terlihat mahkota bunga membungkus benang sari dan putik. Pada mahkota kemudian dipegang dengan pinset pada sekitar seperempat bagian dari ujung atasnya, kemudian dicabut. Bagi yang telah berpengalaman, benang sari akan langsung tercabut bersamaan dengan mahkota. Bila ada benang sari yang belum tercabut, maka harus dibersihkan dengan pinset. Kepala putik akan terlihat di tengah-tengah berwarna hijau muda dengan ukuran 1-1,5 mm. Bunga yang telah diemaskulasi menjadi tetua bunga betina. Emaskulasi biasanya dilakukan pada pagi hari antara pukul 08.00-11.00.
Mengambil serbuk sari dari bunga jantan yang sedang mekar. Bunga-bunga tersebut diambil dengan pinset dan dikumpulkan di dalam cawan petri. Mahkota dan kelopak bunga dibuang untuk mempermudah pengumpulan benang sari. Kemudian melakukan penyerbukan dengan cara mengoleskan benang sari yang baru diambil tadi menggunakan kuas ke kepala putik bunga betina. Bunga yang telah disilangkan diberi tanda dengan mengikat label persilangan berisi nama tetua yang disilangkan, tanggal persilangan dan inisial penyilang.
Faktor–faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyerbukan silang buatan pada tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut:
A.    Internal
1)      Pemilihan Tetua
Ada lima kelompok sumber plasma nutfah yang dapat dijadikan tetua persilangan yaitu: (a) varietas komersial; (b) galur-galur elit pemuliaan; (c) galur-galur pemuliaan dengan satu atau beberapa sifat superior; (d) spesies introduksi tanaman; dan (e) spesies liar. Peluang menghasilkan varietas unggul yang dituju akan menjadi besar bila tetua yang digunakan merupakan varietas-varietas komersial yang unggul yang sedang beredar, galur-galur murni tetua hibrida, dan tetua-tetua varietas sintetik.
2)      Waktu Tanaman Berbunga
Dalam melakukan persilangan harus diperhatikan: (a) penyesuaian waktu berbunga. Waktu tanam tetua jantan dan betina harus diperhatikan supaya saat anthesis dan reseptif waktunya bersamaan; (b) waktu emaskulasi dan penyerbukan. Pada tetua betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, seperti pada bunga kacang tanah, padi harus pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga betina tidak bersamaan, maka perlu dilakukan singkronisasi. Caranya dengan membedakan waktu penanaman antara kedua tetua, sehingga nantinya kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan sinkronisasi ini diperlukan informasi tentang umur tanaman berbunga (Syukur, 2009)

B.     Eksternal
1)      Pengetahuan tentang Organ Reproduksi dan Tipe Penyerbukan
Untuk dapat melakukan penyerbukan silang secara buatan, hal yang paling mendasar dan yang paling penting diketahui adalah organ reproduksi dan tipe penyerbukan. Dengan mengetahui organ reproduksi, kita dapat menduga tipe penyerbukannya, apakah tanaman tersebut menyerbuk silang atau menyerbuk sendiri. Tanaman menyerbuk silang dicirikan oleh struktur bunga sebagai berikut : (a) secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu; (b) waktu antesis dan reseptif berbeda; (c) inkompatibilitas atau ketidaksesuaian alat kelamin.
2)      Cuaca Saat Penyerbukan
Cuaca sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan persilangan buatan. Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah menyebabkan bunga rontok. Demikian pula jika ada angin kencang dan hujan yang terlalu lebat.
3)      Pelaksana
Pemulia yang melaksanakan hibridisasi harus dengan serius dan bersungguh-sungguh dalam melakukan hibridisasi, karena jika pemulia ceroboh maka hibridisasi akan gagal.                   
Di samping itu ada faktor-faktor lain yang juga perlu di perhatikan yaitu:
a.       Gangguan mekanis terhadap penyerbukan sendiri.
b.      Perbedaan periode matang serbuk sari dan kepala putik.
c.       Sterilitas dan inkompatibilitas.


                                                                                                                                                             IV.            PENUTUP

5.1.         Kesimpulan

Sebelum melakukan persilangan buatan pada tanaman kacang panjang terlebih dahulu mengetahui biologi dan perilaku pembungaan bunga kacang panjang sebagai tanaman yang menyerbuk sendiri. Tanaman menyerbuk sendiri dikarenakan putik dan benang sari tertutupi oleh mahkota bunga sehingga tidak memungkinkan terjadinya penyerbukan silang, kecuali atas bantuan manusia maupun serangga.
Persilangan buatan pada tanaman kacang panjang dimulai dengan : (a) Pemilihan tetua betina yang masih kuncup; (b) Kastrasi, pembuangan mahkota da kelopak bunga kacang panjang yang tidak dipakai; (c) Emaskulasi, membuang alat kelamin jantan pada tetua betina; (d) Pengumpulan serbuk sari dari tetua jantan pada bunga yang sedang mekar; (e) Polenisasi atau melakukan penyerbukan; dan (f) Isolasi, dengan penyungkupan dan pemberian label menggunakan sedotan.

 












DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Tanaman Kacang Panjang. (http://digilib.unimed.ac.id). (Diakses pada tanggal, 20 juni 2015)

Aziz. 2013.  Laporan Praktikum Menyerbuk Silang.  (http://azizyoungfarmer.blogspot.com). (Diakses pada tanggal, 20 juni 2015).

Hanif. 2012. Teknik Persilangan Pada Kacang Panjang . (http://hanif0105.blogspot.com). (Diakses pada tanggal, 20 juni 2015).

Putri. 2015. Laporan Pemuliaan Tanaman.  (http://putrimian.cutseiya.com). (Diakses pada tanggal, 20 juni 2015).