I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyerbukan
sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada bunga yang sama
atau stigma dari bunga yang lain pada tanaman yang sama atau klon yang sama.
Prinsipyang memungkinkan terjadinya penyerbukan penyerbukan sendiri adalah
kleistogami yaitu pada waktu terjadi penyerbukan bunga yang belum mekar
atau tidak terbuka, misalnya pada kedelai, padi, tembakau dan lain-lain.
Penyerbukan sendiri juga dapat terjadi karena bunga tidak membuka, serbuk sari
sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka, stigma dan stamen tersembunyi
oleh organ bung yang sudah terbuka, stigma memanjang melalui tabung staminal
segera sesudah anter membuka, dan bunga matang serempak (Putri, 2013).
Tanaman
jagung merupakan tanaman berumah satu (monocieous) bunga jantan (bunga
staminate) dan bunga betina (bunga pistilate) terpisah namun masih berada pada
satu tanaman. Bunga staminate dihasilkan dihasilkan di tasel, sedangkan bunga
pistilate dihasilkan dibatang. Pembuahan terjadi melalui pemindahan serbuk sari
dari tasel kerambut (silk). Kira-kira 95% ovule pada tongkol mendapat serbuk
sari tanaman lain (penyerbukan silang), dan hanya 5% yang menyerbuk sendiri.
Kebanyakan serbbbksari akan membuahi tongkol jagung yang berjauha n. serbuksari
dapat diterbangkan angin hingga 1000 meter (Oesin dkk, 2015).
Tanaman
jagung bersifat protandrus yaitu tepung sari terlepas dari malai sebelum
periode rambut-rambut putik pada tongkol siap untuk diserbuk. Hal ini yang
sering menjadi kendala dalam melakukan kegiatan penyerbukan buatan pada tanaman
jagung, terutama untuk mendapatkan serbuksari yang masih viabel pada saat
penyerbukan. Umumnya jagung yang tumbuh pada lingkungan optimal selang waktu
keluarnya serbuksari dan terbentuknya rambut adalah 2- 4 hari dan pada kondisi
yang demikian hasil yang dicapai sangat maksimal. Sebaliknya pada kondisi
lingkungan yang tidak optimal dijumpai periode yang lebih panjang antara
terbentuknya serbuksari dan keluarnya rambut. Praktis kondisi demikian akan
menurunkan hasil (indro, 2013).
Serbuksari
dapat dipandang sebagai suatu makhluk hidup, yang setiap saat dapat mati. Umur
tepung sari berpengaruh terhadap banyaknya biji yang terbentuk pada tongkol,
makin tua umur serbuksari makin berkurang daya tumbuhnya dan tabung sari yang
terbentuk akan lebih pendek, selain itu persentase butir-butir serbuksari yang
hidup akan terus menurun sampai pada suatu saat tidak ada serbuksari yang dapat
berkecambah. Russel dan Hallauer (1980) menjelaskan bahwa penyebaran serbuksari
pada tanaman jagung berkisar 7 hari yaitu serbuksari terlepas 1 – 3 hari
sebelum rambut telah keluar dari tongkol dan berlanjut selama periode 3 – 4
hari setelah rambut pada tongkol siap diserbuki. Poehlman (1987) menambahkan
bahwa dibawah kondisi yang menguntungkan serbuksari dapat hidup selama 12 – 18
jam, tetapi dapat mati dalam beberapa jam karena kepanasan. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa serbuksari dapat dipelihara agar tetap hidup selama 7 – 10
hari dengan mengoleksi malai yang sebelumnya baru melepaskan serbuksari dan
menyimpannya di lemari pendinginan (Agus, 2014).
1.2. Tujuan Praktikum
a) Mempelajari
biologi dan perilaku pembungaan jagung sebagai tanaman menyerbuk silang.
b) Melakukan
praktek penyilangan sendiri (selfing) tanaman jagung.
II. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Pemuliaan
Tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Jagung“ dilaksanakan pada hari Rabu,
tanggal 03 Juni 2015 pukul 11.00 WIB di Kebun Kacang Panjang milik Bapak
Sulani, Jalan Hiu Putih, Palangka Raya.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan
dalam praktikum Pemuliaan Tanaman dengan materi “Persilangan Buatan pada Jagung“
yaitu tanaman jagung yang telah memasuki masa pembungaan. Sedangkan alat yang
digunakan yaitu kantong tongkol, kantong tasel, pensil, kertas label ukuran
7x15 mm dengan benang untuk menandai persilangan dan kamera untuk dokumentasi.
3.3. Cara Kerja
Cara kerja yang
dilakukan pada saat praktikum Pemuliaan Tanaman dengan materi “Persilangan Buatan
pada Jagung“ adalah sebagai berikut:
a) Memilih tongkol yang baru muncul dari pelapah daun,
tetapi belum memunculkan rambut (silk).
b) Membungkus dengan kantong tongkol untuk menghindari
penyerbukan. Tongkol dibungkus 1-2 hari sebelum rambut muncul.
c) Sebelum dibungkus, memotong tongkol muda tersebut pada
bagian ujungnya dengan menggunakan gunting. Setelah dipotong segera menutup
dengan kantong tongkol.
d) Dua tiga hari kemudian, menyungkupkan kantong tasel ke atas tase, pada hari
penyerbukan akan dilakukan. Jika hari cukup panas, maka serbuk sari dapat
dikumpulkan dengan mengguncangkan tasel.
e) Menaburkan serbuksari yang telah terkumpul ditaburkan di
atas rambut jagung yang tumbuh seperti kuas.
f) Menyungkupkan kantong tasel pada tongkol setelah
penyerbukan.
g) Memberikan label pada kantong tasel dengan mencantumkan
tanggal penyerbukan, kombinasi persilangan dan inisial penyilang.
.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil
Pengamatan Persilangan Buatan pada Jagung
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Memilih jagung yang baru muncul
dekat ketiak daun
|
|
2
|
Memotong rambut tongkol yang baru muncul
menggunakan gunting pada bagian ujungnya
|
|
3
|
Menutup dengan kantong tongkol, ± 2 hari, sampai
muncul rambut jagung tumbuh seperti kuas
|
|
4
|
Serbuk sari yang terkumpul ditaburkan di atas
rambut jagung
|
|
5
|
menyungkupkan kembali pada tongkol dan Memberikan
label pada kantong tasel
|
4.2.
5
|
Sebelum melakukan
persilangan buatan pada jagung, pertama yang harus diperhatikan yaitu pemilihan
tetua dalam hubungannya dengan tujuan dilakukannya persilangan, pengetahuan
tentang morfologi dan metode reproduksi tanaman, waktu tanaman bunga (waktu
bunga mekar atau tanaman berbunga), dan keadaan cuaca saat penyerbukan. Tetua
dipilih sesuai dengan persilangan yang akan dilakukan. Pemilihan bunga dalam
persilangan tanaman juga penting. Bunga yang akan berperan sebagai betina
maupun jantan harus sudah mencapai tahap siap kawin (siap dilakukan
penyerbukan) pada saat yang bersamaan. Bunga betina yang akan diserbuki harus
belum terkontaminasi oleh serbuk sari yang lain (masih steril).
Pada tanaman jagung
yang akan digunakan untuk persilangan, bunga betina di bungkus menggunakan
kantong kertas untuk mencegah tongkol terkontaminasi (terserbuki) oleh serbuk
sari malai lain. Namun sebelum itu bunga betina yang dipilih harus lah yang baru
muncul dekat ketiak daun kemudian memotong rambut tongkol yang baru muncul
menggunakan gunting pada bagian ujungnya, baru lah menutup dengan kantong
tongkol, ± 2 hari, sampai muncul rambut jagung tumbuh seperti kuas. Begitu juga
dengan malai atau bunga jantan yang belum pecah dibungkus menggunakan kantong tasel
agar nantinya ketika malai sudah siap menyerbuki, serbuk sarinya dapat
tertampung di kantong kertas tersebut. Untuk memastikan dipeolehnya tepung sari
yang cukup, maka tepuklah bunga jantan yang terbungkus tersebut. Persilangan
dilakukan dengan cara memindahkan bunga jantan (serbuk sari) ke bunga betina
(putik) dengan meletakkan (menaburkan) serbuk sari pada rambut tongkol.
Kemudian menyungkupkan kembali pada tongkol dan Memberikan label pada kantong
tasel dengan mencantumkan tanggal penyerbukan, kombinasi
persilangan dan inisial penyilang.
Kendala yang sering
dihadapi dalam melakukan kegiatan penyerbukan buatan pada tanaman jagung yaitu untuk
mendapatkan serbuksari yang masih viabel pada saat penyerbukan sebab tanaman
jagung bersifat protandrus, artinya tepung sari terlepas dari malai sebelum
periode rambut-rambut putik pada tongkol siap untuk diserbuk. Umumnya jagung
yang tumbuh pada lingkungan optimal selang waktu keluarnya serbuksari dan
terbentuknya rambut adalah 2- 4 hari dan pada kondisi yang demikian hasil yang
dicapai sangat maksimal. Sebaliknya pada kondisi lingkungan yang tidak optimal
dijumpai periode yang lebih panjang antara terbentuknya serbuksari dan
keluarnya rambut. Praktis kondisi demikian akan menurunkan hasil.
IV. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Sebelum melakukan
persilangan buatan pada jagung, pertama yang harus diperhatikan yaitu pemilihan
tetua dalam hubungannya dengan tujuan dilakukannya persilangan, pengetahuan
tentang morfologi dan metode reproduksi tanaman, waktu tanaman bunga (waktu
bunga mekar atau tanaman berbunga), dan keadaan cuaca saat penyerbukan.
Persilangan buatan pada
jagung dimulai dengan memilih jagung yang baru muncul
dekat ketiak daun, memotong rambut tongkol yang baru muncul menggunakan gunting
pada bagian ujungnya, menutup dengan kantong tongkol, ± 2 hari, sampai muncul
rambut jagung tumbuh seperti kuas, serbuk sari yang terkumpul ditaburkan di
atas rambut jagung, dan menyungkupkan kembali pada tongkol dan memberikan label
pada kantong tasel.
Kendala yang sering
dihadapi dalam melakukan kegiatan penyerbukan buatan pada tanaman jagung yaitu untuk
mendapatkan serbuksari yang masih viabel pada saat penyerbukan sebab tanaman
jagung bersifat protandrus, artinya tepung sari terlepas dari malai sebelum
periode rambut-rambut putik pada tongkol siap untuk diserbuk.
DAFTAR PUSTAKA
Agus.
2014. Laporan Praktikum Persilangan tanaman.
(http://agusandisulhan.blogspot.com).
(Diakses pada tanggal, 21 juni 2015).
Indro.
2013. Persilangan Tanaman Jagung. (http://indro45.blogspot.com).
(Diakses pada tanggal, 20 juni 2015).
Putri.
2013. Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman.
(http://putripematangsiantar.blogspot.com). (Diakses
pada tanggal, 20 juni 2015).